Minggu, 21 Agustus 2011

CONTOH KASUS

Contoh Kasus 1
Bernice berusia 46 tahun saat mulai menjalani terapi. Ini keempat kalinya ia menjalani terapi. Gangguan obsesif-kompulsif dideritanya sejak 12 tahun lalu, tidak lama setelah kematian ayahnya.
Bernice terobsesi ketakutan mengalami kontaminasi, suatu ketakutan yang secara tidak jelas dikaitkan dengan kematian ayahnya karena pneumonia. Ia tidak nyaman bersentuhan dengan kayu, “objek yang bergores”, surat, benda yang dikemas kaleng, dan “noda perak” (peralatan yang berwarna perak). Ia tidak dapat menyatakan mengapa objek-objek tersebut merupakan sumber kemungkinan kontaminasi dengan kuman.
Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, Bernice melakukan berbagai ritual kompulsif yang menghabiskan hampir seluruh waktunya. Seperti mandi selama 3-4 jam, untuk berulang kali mandi dan diantara waktu mandi ia mengelupas lapisan luar sabun mandi sehingga sepenuhnya bebas dari kuman. Waktu makan berlangsung berjam-jam, ia makan tiga suap makanan pada satu waktu, mengunyah setiap suapan 300 kali. Ini dilakukan untuk menghilangkan kontaminasi pada makanannya. Suaminya kadangkala terlibat dalam upacara makan tersebut, ia mengocok teko teh dan sayuran beku di atas kepala Bernice untuk menghilangkan kuman. Hal ini telah meremdahkan nilai kehidupannya hingga hampir tidak melakukan apapun selain itu. Ia tidak keluar rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, atau bahkan berbicara melalui telepon.

Contoh Kasus 2
Alexis, 24, mengikuti terapi karena mencuci tangan secara kompulsif yang mengancam akan menghancurkan hidupnya. Dia baru saja diterima di sekolah hukum, tapi Ia takut tidak mampu duduk diam di kelas atau belajar dengan baik karena dorongan untuk mencuci tangan yang muncul setiap kali Ia berpikir telah menyentuh sesuatu yang kotor. Setiap hari tampaknya ada  begitu banyak benda kotor yang disentuhnya, dan yang paling kotor biasanya berhubungan dengan toilet. Dia berdalih hal ini karena hal yang berhubungan dengan toilet dipenuhi oleh mikroba yang menurutnya tergolong paling najis.
Alexis tahu bahwa memang tidak ada alasan atau sebab untuk paksaan(dorongannya) tersebut. Dia cuci tangan untuk membersihkan dirinya dari sesuatu yang telah tercemar. Terapinya memiliki hipotesis bahwa Dia dalam keadaan kotor dan membutuhkan
pemurnian berada di jantung. Penyebab OCD yang dialami Alexis ini diduga karena trauma basal. Tindakan mencuci tangan yang dilakukannya berfungsi sebagai solusi palsu untuk membersihkan apa yang seharusnya harus dibersihkan, tetapi mungkin dalam hal ini bukan tangannya.
Langkah pertama adalah menemukan trauma yang menyebabkan gangguan OCD ini. Akhirnya ditemukanlah bahwa kakeknya pernah melakukan penyiksaan seksual ketika dia berusia enam tahun dengan cara menembus dan membuat Alexis mencium bau anusnya.
 
 Contoh Kasus 3
VIVAnews – Lauren Walsh, wanita berusia 21 tahun menderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD). OCD menyerang mental dengan ciri-ciri selalu berpikir berulang-ulang dan melakukan aktivitas yang juga dilakukan berulang-ulang. Kelainan ini membuat Lauren merasa menjadi orang yang tidak normal.
Misalnya, dia selalu menghabiskan banyak waktu untuk mencuci tangan berjam-jam. Jika dihitung-hitung, ia bisa menghabiskan 10 jam sehari di kamar mandi, seperti dikutip dari DailyMirror. Lauren juga selalu merasa takut karena dia berpikir setiap inchi tubuhnya dihinggapi bakteri, sehingga dia harus mandi lagi dalam waktu lama untuk membersihkannya.
“Ini sampai ke titik saat saya harus mandi lima kali sehari, masing-masing berlangsung dua jam,” ujar Lauren.
“Rasanya, ada begitu banyak hal, yang harus saya lakukan. Setiap menit dari bagian tubuh saya harus dikontrol.” Penderitaan ini dialami Lauren sejak didiagnosis mengalami gangguan OCD di usia 12 tahun. OCD yang diderita Lauren seperti menyebabkan suara di kepalanya, yang dia sebut ‘iblis di bahu’. Kondisi ini seolah meyakinkan dia selalu dalam keadaan kotor.
Lauren tahu itu tidak rasional, tapi dia tidak berdaya mengendalikan dirinya. Lauren memaparkan bagaimana OCD mengendalikan hidupnya selama bertahun-tahun. Waktu itu, ibunya, Linda merasa heran, dengan kebiasaan Lauren.
Lauren terus menerus mencuci tangan. Tidak hanya di rumah, bahkan juga di sekolah. Penderitaan Lauren membuat dia sulit bersosialisasi dengan teman-teman sekolah. “Saya selalu merasa tidak normal.” Banyak teman-teman sekolah yang kemudian menjuluki Lauren sebagai orang aneh dan stres.
Di usia 10 tahun, Lauren pernah menangis tak terkendali karena dia merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Tapi, waktu itu tidak ada kenapa dia merasa bersalah. Barulah ketika berusia 12 tahun, penderitaan Lauren dikenali penyebabnya. Dia didiagnosis OCD. Saat memasuki remaja, OCD menjadi semakin melumpuhkan mental Lauren. Kamar tidurnya penuh dengan catatan karena Lauren merasa terdorong untuk terus menulis.
“Aku punya catatan untuk diingat kembali ketika saya berumur 12 tahun. Orang beranggapan OCD adalah tentang mencuci tangan sedikit lebih lama dari biasanya dan kemudian Anda melanjutkan aktivitas seperti orang lain. Tapi, ternyata tidak.” Lauren melanjutkan, “Keluar dari tempat tidur memakan waktu 20 menit setiap pagi karena saya harus berbalik sampai saya berada di sudut kanan. Jika tidak merasa benar, saya ulangi sampai hal itu benar.” Setelah itu, dia akan memastikan tempat tidur selalu dalam keadaan sempurna tanpa ada kain yang kusut. Dia harus mencuci sarung bantal setiap hari dan seprai setidaknya tiga kali seminggu.
“Di kamar mandi aku menggunakan sabun yang berbeda dan lotion untuk bagian tubuh yang berbeda, dimulai di bagian atas dan bekerja dengan cara ke bawah. Dibutuhkan waktu dua jam setiap kali mandi,” kata Lauren. Untuk menggunakan toilet, dia harus menyekanya dulu kemudian duduk dengan cara yang benar. Lalu, dia akan selalu merobek lembar pertama kertas toilet karena takut telah tersentuh orang lain. Kemudian dia akan merobek tisu sebanyak 12 lembar untuk selanjutnya dilipat dengan cara tertentu sebelum dipakai. Untuk sekadar bangun dari toilet pun, dia masih harus memutar sampai benar-benar merasa nyaman.
“Saya harus berjalan lurus sempurna dan setiap langkah harus merasa benar di kaki. Jika tidak, saya harus mulai dari awal lagi. Jadi, saya akan berada di sana selama berjam-jam.” Kondisi Lauren, mirip seperti yang dialami Sam Hancox, yang akhirnya meninggal akibat kasus serupa. Sam mengalami dehidrasi dan infeksi kulit karena penyakit OCD selama 30 tahun. Penyakit ini membuat Sam selalu mandi sampai 20 jam setiap hari karena, dia takut kuman.
“Kasus itu membuat saya marah, karena bisa saja terjadi pada saya,” ujar Lauren yang sangat takut riwayat hidupnya akan berakhir tragis sama seperti Sam. (pet).

Contoh Kasus 4 

Samantha Hancox, 40 tahun, warga negara Inggris, meninggal karena ketakutan berlebihan terhadap bakteri. Selama 18 tahun terakhir, ia hanya sekali meninggalkan rumahnya karena takut terpapar bakteri. Dalam sehari, Hancox menghabiskan 20 jam untuk mandi dan membersihkan tubuhnya dari bakteri. Puncak ketakutannya terjadi saat ia takut bakteri akan menyebar melalui makanan dan minumannya. Akhirnya ia meninggal karena dehidrasi dan infeksi kulit (akibat terlalu sering menggosok tubuh). Rasa takut bisa berbahaya bila berlebihan.

Contoh Kasus dalam Video


0 komentar:

Posting Komentar