Secara klinis, obsesi yang paling banyak terjadi berkaitan dengan ketakutan akan kontaminasi, ketakutan mengekspresikan impuls seksual atau agresif, dan ketakutan hipokondrial akan disfungsi tubuh (Jenike, Baer, & Minichiello, 1986). Obsesi juga dapat berupa keragu-raguan ekstrem, prokrastinasi, dan ketidaktegasan.
Frekuensi pengulangan suatu tindakan, fisik atau mental, dapat luar biasa tinggi. Kompulsi yang umum dilaporkan mencakup hal-hal berikut :
v Mengupayakan kebersihan dan keteraturan, kadangkala melalui upacara rumit yang memakan waktu berjam-jam atau bahkan sepanjang hari.
v Menghindari objek tertentu
v Melakukan praktik repetitif, magis, dan protektif, seperti menghitung, mengucapkan angka tertentu, atau menyentuh jimat atau bagian tubuh tertentu.
v Mengecek sebanyak tujuh atau delapan kali untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan benar-benar telah dilakukan, conrohnya pintu telah dikunci, kompor telah dimatikan, dan sebagainya
v Melakukan suatu tindakan tertentu, seperti makan dengan sangat lambat.
Diagnosis Gejala OCD (Obsessive-Compulsive Disorder)
Menurut DSM, fitur penting dari Obsesif-Compulsive Disorder adalah obsesi atau kompulsi yang berulang yang cukup parah dan memakan waktu (yaitu, mereka mengambil lebih dari 1 jam sehari) atau yang menyebabkan stres ditandai oleh penurunan yang signifikan" (p 456). Berdasarkan pada Kriteria Diagnostik Obsesif-Compulsive Disorder dari DSM-IV TR, (p 462-463), untuk mendiagnosis gejala OCD adalah sebagai berikut :
A. Apakah termasuk obsesi atau kompulsi, maka harus melihat pada definisi (Definisi telah disebutkan di atas).
B. Pada beberapa titik selama perjalanan gangguan, orang tersebut telah mengakui bahwa obsesi atau kompulsi yang dilakukan berlebihan atau tidak masuk akal. Catatan: ini tidak berlaku untuk anak-anak.
C. Obsesi atau kompulsi menimbulkan distres yang ditandai, yang memakan waktu (waktu lebih dari 1 jam sehari), atau secara signifikan mengganggu rutinitas normal seseorang, fungsi pekerjaan (atau akademis), atau kegiatan yang biasa.
D. Jika ada gangguan Axis I hadir, isi dari obsesi atau dorongan ini tidak terbatas untuk itu, seperti obsesi dengan makanan dalam gangguan makan, menarik rambut dalam trikotilomania, perhatian dengan penampilan di gangguan dismorfik tubuh, obsesi dengan obat di gangguan penggunaan narkoba, obsesi dengan memiliki penyakit serius di hypochondriasis, obsesi dengan dorongan seksual dalam paraphilia, atau perenungan bersalah di gangguan depresi .
E. Bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum.
E. Bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum.
1 komentar:
artikel yang bermanfaat, akan lebh baik lagi apabila mencntumkan sumber/daftar pustaka:)
Posting Komentar